Sebuah Jalan Untuk Menjadi Orang Kaya | 4 Kelompok/Kuadran Sumber Penghasilan (Bagian 2)



Kura-kura? Ada apa dengan kura-kura? sebelum membahas kura-kura, coba baca dulu sampai bawah, nanti ketemu lagi sama kura-kura ini.

Halo teman-teman, artikel kali ini adalah bagian kedua dari artikel tentang 4 kuadran sumber penghasilan yang merupakan ilmu yang saya ambil dari buku Robert T. Kiyosaki yang berjudul "The Cashflow Quadrant". Sebelumnya sudah saya bahas mengenai kuadran E (Employee) dan kuadran S (Self-employed) yang berada di sisi kiri yang bisa anda baca di sini. Selanjutnya artikel kali ini akan membahas kuadran B (Businessman) dan kuadran I (Investor) yang berada di sisi kanan kuadran. Saya sudah lama tidak membaca lagi buku tersebut dan bukunya sudah saya hibahkan ke kampus, jadi mungkin saya sedikit lupa dan apabila anda juga sudah membaca buku tersebut silahkan koreksi jika saya salah.


2 kuadran sisi kanan
Kuadran di sisi kanan ini adalah kelompok orang-orang yang mencari penghasilannya tidak dengan cara bekerja langsung terlibat dalam pekerjaan (active income) melainkan mendelegasikan pekerjaan tersebut kepada orang lain melalui sistem yang dibangun oleh mereka sehingga uang yang mereka hasilkan akan mengalir secara otomatis ke dalam rekening mereka (passive income).

Meskipun 2 kelompok ini mendapatkan uang secara otomatis sementara mereka bersantai bersama keluarga di rumah, namun apa yang mereka dapatkan bukanlah merupakan sesuatu yang tiba-tiba secara instan mereka dapatkan begitu saja. Ada sebuah proses yang tidak mudah yang harus mereka jalani terlebih dahulu dalam membangun sistem atau membangun portofolio mereka agar uang yang didapatkan dari bisnis atau investasi mereka cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan sebelum mencapai kesuksesan dalam mendapatkan passive income, mereka terlebih dahulu mengalami kegagalan demi kegagalan yang menghabiskan uang mereka yang sudah didapatkan dengan susah payah.


Sebagai contoh, yang terjadi sekarang adalah fenomena startup. Dari beberapa perusahaan startup yang sukses menjadi unicorn, ada ratusan startup lain yang gagal di tengah jalan. Bahkan saat ini pun kita tidak tahu unicorn mana yang akan bertahan, saat ini kabarnya hanya tentang valuasi unicorn yang fantastis tapi belum dikabarkan seberapa besar keuntungan yang mereka dapatkan. Contoh lain juga banyak terjadi ketika ada banyak investor yang baru memulai investasi saham tanpa pengetahuan dasar yang memadai, mereka asal membeli saham tanpa melakukan analisa terlebih dahulu sehingga mereka mengalami kerugian yang tidak sedikit. Saya beberapa kali mendengar ada investor yang modalnya menyusut dari ratusan juta menjadi hanya puluhan juta karena terjebak dengan ajakan manis dari 'bandar' untuk membeli saham 'gorengan' yang mengandung 'kolesterol' tinggi. Itulah yang menyebabkan kebanyakan orang masih memlih untuk berada di kuadran kiri  karena meskipun mereka mengetahui betapa hebatnya menjadi seorang pengusaha atau pun investor, mereka tidak berani mengambil risiko dan memilih untuk tetap di jalur yang terlihat aman.

Antara kuadran B dan Kuadran I sama-sama memiliki risiko tertentu yang sebenarnya apabila kita terus belajar, risiko tersebut bisa diatasi dengan baik. Risiko memang tidak bisa dihindarkan. Risiko akan selalu ada dengan sejalannya potensi keuntungan yang kita harapkan semakin tinggi. Tapi seiring berjalannya waktu, apabila kita terus belajar dan memahami dengan baik bagaimana cara untuk menangani risiko dan memaksimalkan keuntungan, yang kita dapatkan adalah keuntungan yang tumbuh dengan stabil. Ditambah lagi dengan compunding interest maka bukan tidak mungkin kita bisa mendapatkan pasive income yang tinggi dan mencapai kebebasan finansial.


Selain dari persamaan tersebut, ada beberapa perbedaan antara kuadran B dan kuadran I. Pertama-tama mari kita lihat definisi dari masing-masing kuadran. Kuadran B merupakan kelompok pengusaha yang membangun sistem agar sistem tersebut dijalankan oleh karyawan yang secara bersama-sama bekerja menciptakan produk tertentu agar produk tersebut bisa dijual memenuhi kebutuhan masyarakat dengan mendapatkan keuntungan dari penjualan produk tersebut. Sementara kuadran I adalah kelompok investor yang melakukan analisa terhadap suatu perusahaan tertentu untuk menentukan apakah perusahan tersebut memiliki keunggulan dan potensi bisnis yang akan menghasilkan pertumbuhan modal yang stabil, serta mencari tau berapa nilai wajar perusahaan tersebut sehingga mereka bisa mendapatkan keuntungan dari pembagian keuntungan (dividen), pertumbuhan perusahaan dan selisih antara nilai wajar dan harga pasar perusahaan tersebut.

Dari definisi tersebut, bisa kita lihat perbedaannya bahwa kuadran B ini memiliki bisnis yang mempekerjakan kuadran E. Kuadran B mendelegasikan pekerjaan kepada kuadran E dengan gaji tertentu yang stabil dan kuadran E berkeja keras agar perusahaan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Lalu dalam proses membangun bisnisnya, kuadran B ini membutuhkan modal sehingga ada keterlibatan kuadran I untuk memenuhi kebutuhan modal kuadran I. Kuadran I akan melakukan analisa apakah mereka layak untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut, jika iya maka kuadran I akan berinvestasi pada perusahaan kuadran B dan kuadran B akan berusaha untuk memuaskan kuadran I dengan memaksimalkan keuntungan kepada kuadran I. Jadi di sini kuadran E bekerja paling keras, kuadran B masih terlibat dengan pekerjaannya sementara kuadran I lah yang paling santai dibandingkan kuadran E dan kuadran B karena kuadran I hanya menanam modal lalu menunggu uang datang melalui dividen atau harga sahamnya yang naik.


Tapi kita tahu bahwa tidak semudah itu menjadi investor. Perjalanan menjadi investor yang mendapatkan passive income yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bukanlah perjalanan yang mudah. Anda bisa memulai investasi saham dengan uang paling sedikit Rp. 100.000,-. Tapi apa yang bisa didapatkan dengan uang segitu? keuntungan 20% per tahun dari modal tersebut hanya menghasilkan uang Rp. 20.000. Selain itu, mendapatkan keuntungan 20% per tahun dengan konsisten pun tidak mudah, modal tidak menyusut pun merupakan hal yang patut kita syukuri. Meskipun kuadran I tidak membutuhkan kerja keras layaknya kuadran E atau tidak memiliki risiko sebesar kuadran B, namun tetap membutuhkan usaha yang tidak mudah agar menjadi investor sukses. Membutuhkan ilmu tentang bagaimana cara menganalisa keunggulan dan potensi perusahaan, menganalisa fundamental perusahaan, membaca laporan keuangan, menghitung rasio-rasio dan valuasi perusahaan dan berbagai macam usaha untuk bisa menemukan perusahaan yang baik dan bisa dibeli murah. Setelah menemukan perusahaan yang bagus pun juga tidak mudah karena kita harus bertahan memegang saham perusahaan yang sudah dibeli karena ada kalanya harga saham turun tajam dan menguji mental kita untuk terus memegang saham tersebut.

Jika anda berniat menjadi kuadran B, anda harus bekerja keras mencari modal, membangun sistem dan akan dihadapkan dengan risiko kegagalan yang akan terjadi tidak hanya sekali. Jika anda berniat menjadi kuadran I anda juga akan dihadapkan dengan bagaimana memilih saham dan seberapa kuat mental anda dalam memegang saham. Tapi dari kedua pilihan tersebut, setidaknya pilihan yang sedikit lebih aman dan tidak membutuhkan modal besar adalah menjadi kuadran I. Meskipun dengan modal kecil, tapi apabila kita konsisten belajar analisa fundamental saham sambil konsisten menyisihkan sedikit uang dari gaji untuk investasi saham, maka kita akan mendapatkan passive income yang tinggi dan mencapai kebebasan finansial. Sebagai contoh apabila kita menyisihkan RP. 250.000,- per bulan untuk investasi dan menghasilkan return 20% secara konsisten, makan pada tahun ke 25 modal kita menjadi 1 miliyar rupiah, penjelasan selengkapnya dari contoh tersebut bisa di baca di artikel ini.


Nah, ketemu lagi sama kura-kura yang tadi. Apa hubungannya dengan kura-kura? investor sama seperti kura-kura karena jalan untuk menjadi orang kaya dengan berinvestasi adalah jalan yang lambat layaknya kura-kura. Tapi kura-kura memiliki batok yang kuat untuk melindungi diri dan kura-kura juga memiliki umur panjang sampai lebih dari 100 tahun. Begitupun juga investor, investor sejati memiliki prinsip investasi, ilmu dasar dan mental yang kuat untuk melindungi diri dari risiko. Investor sejati memang tidak mendapatkan kekayaannya dengan cepat, tapi kekayaannya bertahan lama sama seperti kura-kura yang memiliki umur panjang. Contohnya bisa lihat bagaimana Bill Gates dan Warren Buffett secara konsisten menjadi dua orang terkaya di dunia selama puluhan tahun. Bahkan setelah keduanya bekerja sama mengeluarkan hartanya dalam jumlah banyak untuk didonasikan kepada orang yang membutuhkan melalui Bill and Melinda Gates Foundation, mereka tetap menjadi orang terkaya. Yang bisa kita lakukan adalah mulai menyisihkan uang untuk berinvestasi dan menyisihkan waktu untuk belajar berinvestasi. Belajarlah dari kura-kura.

Sekian artikel kali ini, apakah anda tertarik untuk menjadi investor saham? jangan terburu-buru untuk membeli saham. Anda boleh membuat rekening sekuritas terlebih dahulu untuk membedakan uang investasi dengan uang lainnya. Tapi sebaiknya belajarlah dan perbanyak ilmu terlebih dahulu sebelum membeli saham. Apabila anda sudah memiliki ilmu yang cukup, lalu mulailah cari dan analisa saham tertentu secara menadalam dan apabila anda sudah menemukan saham yang bagus, secara konsisten sisihkan uang untuk membeli saham tersebut dan bersabarlah memegang saham yang anda miliki karena butuh waktu yang panjang (minimal 3 atau 5 tahun) untuk menikmati hasil investasi.

Silahkan sampaikan komentar anda di kolom komentar di bawah. Apabila ingin bertanya langsung ke saya, bisa hubungi saya melalui kontak yang ada di pojok kanan atas blog ini (seringnya aktif di instagram @panjinur08). Semoga artikel kali ini bermanfaat, terutama bagi anda yang baru memulai investasi saham.

Terima kasih.

0 Comments