Pengusaha dan Investor: Antara Invensi dan Investasi

Setelah kemarin saya membahas analisa fundamental IBST dan EKAD yang mungkin agak pusing untuk dibaca, kali ini mari kita kembali ke konsep dasar investasi. Konsep dasarnya yaitu seperti pada gambar di bawah ini.


Mbah Peter Lynch mengatakan, "walaupun terkadang mudah untuk dilupakan, selembar saham bukanlah tiket lotere, itu adalah kepemilikan-sebagian dari bisnis". Saat ini mungkin istilahnya bukan lembar saham, karena jaman sekarang jual-beli saham bukan dalam bentuk lembaran kertas melainkan dalam bentuk elektronik. Jadi untuk istilah saat ini saham bukan hanya sekadar kode saham atau harga dalam grafik yang naik turun, tetapi itu adalah kepemilikan sebagian dari bisnis.

Dari situ kita bisa paham konsep dasar investasi bukan? Investasi ini pada dasarnya berhubungan dengan invensi. Dua kata yang agak mirip tetapi beda, namun konsepnya sejalan. Sejalan bagaimana? Invensi adalah penciptaan atau perancangan sesuatu yang sebelumnya tidak ada. Sedangkan investasi adalah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Jadi, dalam hal ini seorang pengusaha melakukan invensi, yaitu menemukan sebuah usaha dan membangun usaha tersebut. Sedangkan investor melakukan penanaman modal pada perusahaan yang dibangun oleh pengusaha untuk ikut merasakan keuntungan dari bisnis yang dibangun oleh pengusaha tersebut.

Seorang pengusaha, atau istilah kerennya saat ini yaitu entrepreneur, adalah seorang yang memiliki ide baru dan inovasi yang belum pernah ada sebelumnya. Pengusaha membangun bisnis dari nol. Dari yang tidak ada menjadi ada. Lalu, pada saat bisnis sudah mulai berjalan, pengusaha mencari tambahan modal untuk berekspansi dan mengembangkan bisnisnya. Dia mencari investor yang merupakan keluarga, teman, atau kenalannya. Di sini beberapa investor terlibat dalam tahap awal perkembangan perusahaan. Lalu, semakin bisnis tersebut berkembang menjadi lebih besar, perusahaan membutuhkan dana lebih banyak lagi untuk melakukan ekspansi yang lebih besar lagi. Dalam hal ini perusahaan melakukan penawaran saham perdana (IPO) atau disebut go public pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Di sini jumlah investor semakin bertambah, dan sebagian saham perusahaan diperdagangkan di bursa dan bisa dimiliki oleh masyarakat umum. Ilustrasinya bisa dilihat pada gambar berikut.


Pada tahap awal perusahaan berdiri, Angels Investor terlibat dalam pendanaan awal perusahaan. Lalu pada tahap selanjutnya Seed Capital mulai terlibat, lalu Venture Capital, sampai pada titik dimana perusahaan go public.

Pengusaha yang sejak awal mendirikan bisnis dari nol tentunya mendapatkan keuntungan besar apabila perusahaannya berhasil bertumbuh menjadi semakin besar dan semakin sukses. Lalu, investor yang berinvestasi pada awal perusahaan berjalan pun ikut mendapatkan keuntungan yang besar dari pertumbuhan perusahaan. Dan pada saat go public inilah investor pada umumnya terlibat dalam investasi pada perusahaan tersebut dan investor umum tidak mendapatkan keuntungan sebesar pengusaha yang mendirikan perusahaan.

Semakin awal seorang terlibat dalam sebuah investasi perusahaan maka semakin tinggi potensi keuntungan, namun semakin tinggi juga risiko atau potensi kegagalan yang bisa terjadi. Dalam hal ini berlaku hukum high risk, high return yaitu semakin tinggi risiko maka semakin tinggi keuntungan. Makanya jika kita melihat daftar orang terkaya kebanyakan adalah pengusaha. Mereka adalah orang-orang hebat yang mempunyai ide dan membangun bisnis dari nol hingga mendapatkan keuntungan dan pertumbuhan yang luar biasa besar sehingga menjadikan mereka orang terkaya di dunia. Namun, tidak serta merta sebuah bisnis itu langsung berhasil. Di antara pengusaha yang termasuk dalam daftar orang terkaya, ada ribuan, ratusan ribu dan bahkan mungkin jutaan pengusaha yang gagal dan tersingkir dari medan persaingan.

Sedangkan seorang investor mungkin tidak akan mendapatkan keuntungan sebesar pengusaha yang mendirikan bisnis dari nol, tetapi risiko kegagalan pun lebih kecil dari pengusaha. Investor juga tidak perlu pusing memikirkan bagaimana membuat sistem bisnis, mengurusi karyawan, mencari supplier, membangun jaringan distribusi, memasarkan produk, dan lain sebagainya. Bisa dibilang investor adalah sleeping partner perusahaan. Investor hanya perlu pintar mencari perusahaan yang bagus dan memiliki potensi pertumbuhan yang bagus, membeli sahamnya di harga yang relatif murah terhadap harga wajarnya, lalu ditinggal tidur dan membiarkan pengusaha menjalankan bisnisnya. Investor bisa terus menjadi sleeping partner perusahaan selamanya, selama perusahaan masih memberikan keuntungan. Jika perusahaan tidak bisa memberikan keuntungan lebih banyak lagi atau justru tersingkir oleh persaingan yang ketat. Maka investor akan keluar dan mencari perusahaan lain yang memberikan keuntungan lebih besar.


Invensi yang dilakukan oleh pengusaha dan investasi yang dilakukan oleh investor pada dasarnya memiliki konsep yang sejalan. Seperti yang dikatakan oleh Mbah Warren Buffet, "saya adalah investor yang lebih baik karena saya adalah pengusaha, dan saya adalah pengusaha yang lebih baik karena saya adalah investor".

Dalam banyak kasus, banyak investor yang mengalami kegagalan karena berinvestasi pada perusahaan yang salah atau di harga yang salah atau keduanya. Mereka gagal berinvestasi karena membeli perusahaan tanpa terlebih dahulu memahami bagaimana bisnis dalam perusahaan itu dijalankan dan apakah mereka membayar lebih mahal atau tidak ketika membeli perusahaan tersebut. Entah itu mereka membeli karena rekomendasi dari analis professional, bisikan tetangga, atau dari ramalan dukun bahwa harga saham tersebut akan naik. Memang investor hanya tidur dan tidak perlu memikirkan bagaimana bisnis itu dijalankan. Namun tetap investor juga mempunyai pekerjaan rumah yang tidak bisa dianggap remeh seperti membaca laporan keuangan, laporan tahunan, analisa prospek usaha, memilih saham, mengatur strategi investasi, mengelola portfolio, dan sebagainya yang pada dasarnya mereka juga harus memahami bisnis.


Tidak sedikit pula perusahaan yang gagal dalam melakukan investasi pada sebuah proyek baru. Entah itu proyek membangun cabang baru, mendirikan pabrik baru, melakukan kerjasama operasi dengan perusahaan lain, mengakuisisi perusahaan lain dan lain sebagainya. Mungkin pada awalnya sebuah rumah makan bisa menjalankan bisnisnya dengan baik di suatu daerah, namun ketika mereka membuka cabang di daerah lain malah justru tidak laku dan akhirnya mereka mengalami kerugian. Sebagai contoh, baru-baru ini perusahaan Indonesia pemegang lisensi 7-Eleven berekspansi besar-besaran dalam beberapa tahun terakhir, namun akhirnya mereka mengalami kerugian dalam dua tahun terakhir dan akhirnya berencana menjual lisensi tersebut kepada perusahaan lain. Memang pengusaha yang mendirikan bisnis dari nol bisa berpotensi menghasilkan keuntungan yang luar biasa dan membuat kita menjadi orang terkaya. Tetapi perjalanannya sungguh tidak mudah sejak awal didirikannya perusahaan tersebut dan tidak mudah untuk terus bertumbuh dan mengalahkan para pesaing yang ada. Dalam hal ini tentunya pengusaha tidak hanya harus punya ide, visi, keberanian, dan manajemen yang bagus. Tetapi juga harus memahami cara berinvestasi yang baik seperti menghitung rasio risiko dan keuntungan, potensi pengembalian modal, biaya oportunitas, dan lain sebagainya.

Jadi seperti itulah konsep invensi dan konsep investasi yang sejalan. Bill Gates dan Warren Buffet yang merupakan orang pertama dan kedua terkaya di dunia mempraktikkan kedua konsep tersebut dengan baik sehingga mereka menjadi orang terkaya di dunia. Warren Buffet pun bukan investor biasa, dia membeli tidak hanya sebagian perusahaan, tetapi membeli mayoritas saham atau seluruh perusahaan. Bill Gates pun saat ini hanya memiliki 2,3% saham Microsoft. Kekayaannya dari Microsoft menyumbang sebesar 13% dari total kekayaannya. Lalu kemana sisa kekayaannya? nah sisa hartanya diinvestasikan dalam bentuk lain seperti misalnya rumah, beberapa perusahaan, dan yang luar biasa adalah Yayasan Bill and Melinda Gates yang merupakan yayasan terbesar di dunia yang memerangi polio, malaria, dan imunisasi anak. Dan baru-baru ini Bill Gates bersama pengusaha lain juga berinvestasi pada bentuk baru dari energi bersih.


Baik itu investasi maupun invensi, yang paling penting adalah countinuous improvement and learning atau perbaikan dan pembelajaran berkelanjutan. Mustahil seorang bisa sukses tanpa melakukan perbaikan dan pembelajaran dalam hidupnya. Itulah mengapa motto saya yang terpampang dalam blog ini adalah, "aku mencari pertumbuhan dalam investasi. Baik itu pertumbuhan modal maupun pertumbuhan ilmu, sikap mental, dan kedewasaan diri. Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini". Entah bagaimana hingar bingar dan segala yang terjadi di luar sana. Yang terpenting adalah kita harus menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. 

Dan saya pribadi awalnya bercita-cita ingin menjadi pengusaha sejak SMP. Saya membaca berbagai macam buku tentang bisnis, motivasi, dan segala macam. Sampai kuliah pun masuk jurusan manajemen. Tetapi belum ada satu langkah pun dalam membangun bisnis. Karena memang itu sulit untuk dilakukan, risiko tinggi dan membutuhkan pengorbanan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Sampai pada akhirnya saya menemukan dunia investasi. Dunia yang pada dasarnya sejalan dengan dunia usaha namun sedikit lebih mudah daripada membangun usaha dari nol. Dan saya senang mendalami dan belajar banyak tentang investasi maupun bisnis. Dan sekarang saya sudah mantap bercita-cita untuk menjadi pengusaha dan investor yang sukses seperti Bill Gates dan Warren Buffet. Dan mungkin anda mempunyai mimpi yang sama seperti saya. Jadi, mari kita belajar dan memperbaiki diri terus menerus dan semoga apa yang kita cita-citakan bisa menjadi kenyataan.

Sekian tulisan kali ini. Semoga bermanfaat dan semoga kita selalu dikaruniai kesehatan dan umur panjang agar bisa terus belajar dan melakukan hal yang berguna dalam hidup.

Terima kasih.

0 Comments