Belajar dari Pengalaman : "Invest in what you know"


"Pengalaman adalah guru yang terbaik"

Seperti kata pepatah di atas, kita harus belajar dari pengalaman. Karena dari mempelajari pengalaman itulah kita bisa memperbaiki diri dan menjadi pribadi yang lebih baik di masa yang akan datang.

Setelah tulisan pertama saya Daripada Buang Duit, Lebih Baik Berinvestasi. Yang memberikan sedikit gambaran tentang pentingnya berinvestasi daripada hanya menghabiskan uang secara percuma. Kali ini saya ingin berbagi sedikit pengalaman saya di dunia investasi.

Sebenarnya, awal mula saya mengetahui dan mempelajari sedikit tentang investasi itu pada saat saya belajar di kuliah saya. Karena saya kuliah jurusan manajemen. Ada mata kuliah Manajemen Keuangan yang juga membahas sedikit tentang investasi. Dari situ saya ada sedikit pengetahuan tentang investasi.

Pengalaman di Dunia Forex dan Derivatif

Lalu, pada saat saya cuti kuliah, saya sempat kerja di perusahaan Pialang Berjangka dimana terdapat produk investasi derivatif atau turunan seperti Emas, Forex, Index. Di situ saya belajar tentang yang namanya analisis teknikal, analisis yang mempelajari tentang pola pergerakan harga dan memprediksi akan kemana arah harga tersebut. Konsep investasi ini, harga naik atau turun kita bisa dapat untung (dan rugi). Kita dapat untung dari selisih harga Open Position dan Close Positon. Jika kita Open Position dengan posisi Beli, maka kita mendapat keuntungan dari kenaikan harga dan Close position di harga yang lebih tinggi dari harga Open Position. Kalo kita Open position dengan posisi Jual, maka kita mendapatkan keuntungan dari penurunan harga dan Close position  di harga yang lebih rendah dari harga Open Position. Jadi, analisis teknikal ini dipelajari untuk menebak kemana arah harga sehingga  kita menentukan apakah harus mengambil posisi Beli atau Jual. Dan menentukan kapan atau di harga berapa kita harus menutup posisi.


Di situ kerja utama saya, kalo saya bilang Salesperson dan Trader atau istilah lainnya Broker, karena kita berusaha mencari orang yang punya uang untuk menjadi nasabah dan Trading lewat perusahaan itu. Kita ditargetkan untuk bertemu calon nasabah setidaknya 8 kali dalam sebulan, dan minimal 40 kali telefon dalam sehari. Kalo tidak mencapai target, tidak mendapat gaji. Setelah kita mendapatkan nasabah, kita akan mengeksekusi posisi Beli atau Jual yang diinginkan nasabah. Dan yang saya alami, sangat sulit untuk mendapatkan nasabah, mereka memaki-maki, membentak, dan banyak yang tidak mengangkat telefon. Saya lelah, saya tidak terlalu yakin dengan bisnis berjangka. Dan saya tidak bisa memasarkan produk tersebut karena saya sendiri juga tidak yakin. Saya pun sulit untuk menjelaskan kepada diri saya sendiri bagaimana investasi ini bisa memberikan keuntungan. Dan akhirnya saya resign tanpa mendapatkan gaji sedikitpun.

Lalu saya masih penasaran dengan Forex, saya mencoba trading dengan akun demo. Saya menggunakan analisis teknikal yang saya pelajari. Hasilnya kadang untung besar, dan kadang rugi besar. Akhirnya saya menyerah dari dunia Forex dan derivatif lainnya. Saya masih tidak paham gimana cara dapat untung di investasi ini. Dan saya juga masih tidak paham bagaimana analisa teknikal yang saya pelajari bisa memerikan keuntungan.

Masuk ke Dunia Saham

Setelah itu saya belajar investasi saham. Saya baca buku "Analisis Fundamental Saham" karya Desmond Wira. Lalu baca buku yang sangat bagus "The Intelligent Investor" karya Benjamin Graham dan "One Up Wall Street" karya Peter Lynch. Dan buku-buku lainnya yang sedang saya baca. Dari buku-buku tersebut. Saya belajar tentang investasi saham, prinsip-prinsipnya, dan analisa Fundamental.


Dibanding Forex dan Derivatif lainnya. Saya lebih mudah paham bagaimana cara investasi saham memberikan keuntungan. Karena dengan membeli saham, kita menjadi pemilik perusahaan yang kita beli sahamnya. Kita mendapatkan keuntungan dari Dividen, yaitu keuntungan yang dibagikan dari laba perusahaan secara tunai kepada pemegang saham. Dan kita juga mendapat keuntungan dari Capital Gain, yaitu selisih antara harga beli dan jual.

Dan dibanding analisa Teknikal. Saya lebih mudah mempelajari analisa Fundamental. Seperti apa yang dikatakan Peter Lynch, secara sederhana kita bisa memilih saham dari pandangan kita sebagai pelanggan. Kita senang membeli mobil, menonton tv, dan menaruh uang di bank. Kalo kita percaya dengan sebuah produk, kenapa ga kita beli aja sahamnya sekalian? dan analisa Fundamental lain seperti PER, PBV, DAR, DER, ROA, ROE, Profit Margin, dll lebih mudah saya pahami ketimbang analisa teknikal.

Anda bisa baca di sini untuk mengetahui cara memulai berinvestasi saham

Saya berinvestasi pada apa yang saya pahami dan yakini

Inti dari pengalaman saya tersebut adalah, saya tidak yakin dengan investasi Forex dan Derivatif lainnya. Dan saya sekarang yakin dan nyaman berinvestasi di saham. Saya juga lebih yakin dengan analisa fundamental daripada analisa teknikal.

Memang keuntungan besar yang ditawarkan dari Investasi Forex dan Derivatif lainnya sangat menggiurkan. Tetapi saya tidak menemukan sebuah landasan yang pasti mengapa investasi itu bisa menguntungkan. Karena kita hanya menebak harga alias berspekulasi. Walaupun legal, tapi entah itu halal atau haram. Makanya saya tidak yakin dan meninggalkan investasi ini.

Keuntungan yang didapat dari investasi saham sebenarnya jauh lebih tinggi. Bahkan Warren Buffet menjadi orang terkaya kedua di dunia dengan berinvestasi saham. Orang Indonesia pun ada yang menjadi kaya dengan investasi saham, Lo Kheng Hong contohnya. Dan investasi saham ini jelas darimana keuntungannya. Ya karena jelas sebuah perusahaan ada produknya, dan perusahaan mendapatkan keuntungan dengan menjual produk tersebut. Dan perusahaan membagikan keuntungan itu kepada pemegang saham. Dan apabila perusahan semakin berkembang menjadi lebih besar, dan harga sahamnya menjadi lebih tinggi. Kita bisa mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga saham tersebut.



Dan saham bisa dipelajari dengan analisa fundamental, sementara sulit untuk menganalisa Forex dan Derivatif lainnya secara fundamental. Katanya sih ada analisa Fundamentalnya juga. Tapi menurut saya itu malah cenderung ke analisa Sentimen. Saya paham analisa Fundamental Saham karena di situ jelas bagaimana kita menganalisa rekam jejak perusahan, kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, dan prospek bisnis sebuah perusahaan ke depannya. Kalau analisa Teknikal, entah itu saham atau forex. Sampai sekarang saya masih tidak paham. Karena analisanya hanya berdasarkan pergerakan harga. Analisa Fundamental itu jelas, jika kita memilih saham yang memiliki Fundamental bagus, dan perusahaan akan terus berkembang. Perusahaan yang berkembang pesat pasti memberikan keuntungan dari Dividen dan Capital Gain.

Jadi, berhati-hatilah dalam memilih instrumen investasi. Pilihlah instrumen investasi yang cocok dengan kita. Saya sendiri lebih cocok investasi saham. Walaupun sama-sama mendapatkan keuntungan dari selisih harga. Tapi saham lebih jelas daripada forex. Forex hanya sekedar selisih harga. Tapi saham, dengan kita membeli saham, kita menjadi bagian dari perusahaan tersebut, kita ikut untung ketika perusahaan terus bertumbuh.

Mungkin cukup sekian, ingatlah kata Peter Lynch "Invest in what you know". Berinvestasilah pada apa yang anda pahami dan yakini.

Terima kasih

0 Comments