Saham, antara Deviden dan Capital Gain

Sekarang, investasi saham sudah mulai rame, dan bahkan sudah menjadi gaya hidup di kalangan investor-investor muda. Apa sih pengertian saham ? apa pula yang ingin diraih dari saham ?

Saham adalah  satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Cara gampangannya, dengan membeli saham, anda turut serta menjadi pemilik perusahaan, Right ?, meskipun prosentase kepemilikan cuma sekian nol koma persen, yang jelas, porsi kepemilikan anda dicatat oleh lembaga pencatat. Dan kalau ada RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham), anda punya hak untuk berpendapat. Tapi catet, kalo porsi kepemilikan saham kecil, kecil pula kemungkinan pendapat ente didengar. Yang jelas RUPS pasti nyediakan makanan, lah. 

Lantas, apa yang anda cari dari saham ? yang dicari dari saham ada dua, yaitu :
  1. Deviden alias bagi hasil laba.
  2. Capital gain.
Deviden ini boleh kita sederhanakan pengertian macam koperasi bagi-bagi SHU alias sisa hasil usaha, sedangkan Capital gain adalah selisih harga pada saat beli dengan harga mutakhir sekarang. Capital gain bisa menjadi capital loss kalau saja nilai saham yang kita beli di masa lalu menjadi turun di masa datang. 

Berapa sih rata-rata imbal hasil investasi di dunia per-saham-an ini ?
berdasar pengalaman, rata-rata pertahun antara 20 % imbal hasil hanya dari capital gain. Sedangkan dari Deviden, rata-rata umum perusahaan membagi deviden di kisaran 2 %, meskipun ada pula kasus yang membagi deviden hingga nyaris 10 % dari nilai saham saat itu. Wow ! legit benar, Bro. Mana ada yang ngasih bonus 10 % setahun untuk investasi. Deposito aja cuman 6 % (Kasus ini kasus deviden Bank Jatim (BJTM) dan Bank Jabar Banten (BJBR). 


Capture screen on : googling Deviden Bank Jatim

Hayo ! jangan cuma mikirin keuntungan ! Pada dasarnya investasi Saham adalah investasi yang memiliki tingkat resiko tinggi. Bukan hanya keuntungan yang membayangi, kerugian juga menghadang apabila perhitungan kita tidak sesuai dengan pergerakan pasar. Yang jelas, berinvestasi saham harus dimulai dari pengetahuan, dan pengetahuan yang cukup pastilah akan meminimalkan resiko. Toh, tidak ada pekerjaan yang tidak beresiko, kan ? Tukang Pijit aja punya resiko keseleo jempol !



www.richwayout.blogspot.com (artikel investasi)

0 Comments